Thursday, July 29, 2010

NASYRAH GASIM: KAPITALISMA DAN LIBERALISMA BENCANA BAGI WANITA BERIMAN .

NASYRAH GASIM: KAPITALISMA DAN LIBERALISMA BENCANA BAGI WANITA BERIMAN.
Sistem KAPITALISMA sejatinya telah menghancurkan kehidupan manusia, termasuk kaum hawa (perempuan). Dalam kungkungan sistem KAPITALISMA saat ini kaum perempuan dalam posisi serba salah. Di satu sisi mereka memikul amanah mulia menjadi benteng keluarga; menjaga anak-anak dari lingkungan yang merosak sekaligus mengurus rumah-tangga. Di sisi lain mereka pun harus ikut bertanggung jawab ‘menyelamatkan’ keadaan ekonomi keluarga dengan cara ikut bekerja mencari nafkah tambahan, atau bahkan harus ‘menggantikan’ posisi sang suami yang kita semua tahu kewajibannya dan tanggungjawabnya mencari nafkah.

KAPITALISMA pula yang telah menorehkan kisah pilu bagi para ibu, yang harus merelakan bayinya di tebusan pihak rumah sakit karena tak mampu membayar kos persalinan. Kemiskinan sistemik telah merampas hak seorang ibu untuk dekat dengan anaknya. Fenomena ibu yang membunuh anaknya karena himpitan ekonomi pun kerap terjadi
Maraknya perdagangan perempuan dan anak-anak (trafficking) tak kurang riuhnya. Keadaan ini diperparah dengan munculnya gagasan gender equality (kesemarataan gender), iaini upaya menyetarakan perempuan dan laki-laki dari beban-beban yang menghambat kemandirian. Beban itu antara lain peran perempuan sebagai ibu: hamil, menyusui, mendidik anak dan mengatur urusan rumah tangga. Lalu berbondong-bondongl ah kaum perempuan meninggalkan kudratnya. Mereka berlomba mensejajarkan diri dengan laki-laki. Namun yang berlaku hanyalah, ekploitasi habis-habisan atas diri merekalah yang terjadi. Mereka menjadi objek eksploitasi sistem KAPITALISMA yang memandang material adalah segalanya. Model, sales promotion girl, public relation hingga profesyen pelobi hampir senantiasa berada di pundak kaum perempuan. Mereka menjadi umpan dalam mendatangkan hala tuju wang ringgit. Contohnya wanita di jadikan iklan sabun mandi, itu adalah hasil daripada eksploitasi wanita, dengan menunjukkan gaya mandian, dan bayangan haruman, mereka menjadi objek untuk menguntungkan syarikat, bagi melariskan jualan, dan inilah yang dinamakan sebagai menjadi umpan untuk sebuah kekayaan syarikat sabun, sangat dahsyat dan memalukan malah penodaan dan pencabulan terang-terangan bagi wanita yang bakal digelar ibu, isteri, adik/kakak ini.

Akar Masalah

Setidaknya ada dua faktor penyebab mengapa keadaan di atas bisa terjadi. Pertama: faktor internal umat Islam yang lemah secara akidah sehingga tidak memiliki visi-misi hidup yang jelas. Hal ini diperparah dengan lemahnya pemahaman mereka terhadap aturan-aturan Islam, termasuk tentang konsep pernikahan dan keluarga, fungsi dan aturan yang bermain di selitarnya. Kedua: faktor eksternal berupa konspirasi asing untuk menghancurkan umat Islam dan keluarga Muslim melalui serangan berbagai pemikiran dan budaya sekular yang rosak dan merosakkan sesat dan menyesatkan, terutama fahaman liberalisme yang menawarkan kebebasan individu. Fahaman ini secara langsung telah menyingkirkan peranan agama dalam pengaturan kehidupan manusia, sekaligus menjadikan manusia bebas menentukan arah dan cara hidupnya, termasuk yang terkait dengan hubungan antara laki-laki dan perempuan dalam kehidupan keluarga.

Nyatalah apa yang difirmankan Allah SWT:

]وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى[

Siapa saja yang berpaling dari peringatan-Ku, sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada Hari Kiamat dalam Keadaan buta (QS Thaha [20]: 124)

Umat ini memang telah berpaling dari peringatan (hukum-hukum) Allah. Tak sedikit umat Islam mencampakkan hukum Islam karena merasa malu atas tuduhan yang dialamatkan oleh musuh-musuh Islam. Mereka secara sengaja mempropagandakan hukum Islam sebagai ‘kolot’, ‘anti kemajuan’, ‘ekslusif’, ‘bias gender’ dan gambaran-gambaran buruk lainnya. Sebagai gantinya, umat Islam justeru didorong untuk menerapkan berbagai aturan yang menjamin kebebasan individu, sekalipun mereka tahu, bahwa aturan-aturan itu bertentangan dengan syariah agama mereka.

Tuduhan-tuduhan bodoh ini secara konsisten terus dialamatkan pada Islam melalui peranan lembaga-lembaga internasional, terutama PBB yang hakikatnya merupakan alat penjajahan Barat. Di antaranya memakai modus operandi "perang melawan terorisme", yang pada hakikatnya adalah perang melawan Islam.

PBB di bawah ketiak yang dipacu negara-negara Barat kapitalis sangat giat mengeluarkan berbagai konvensi dan kesepakatan internasional terkait dengan isu Hak Asasi Manusia (HAM), kesetaraan gender, dll. Di antaranya Deklarasi Universal HAM, Konvensi tentang Penghapusan Kekerasan Terhadap Perempuan, Konvensi Internasional tentang hak-hak awam dan politik, MDGs, dan semisalnya. Pada dasarnya semua itu memiliki semangat perjuangan dan target yang sama, iaitu tuntutan kebebasan (liberalisasi) dalam segala hal, termasuk kebebasan dan kesetaraan laki-laki dan perempuan.


ISLAM MENGANCAM PERADABAN BARAT

Konspirasi Barat ini dilakukan tidak lain karena Islam dan umat Islam memiliki potensi ancaman terhadap dominasi peradaban Barat (KAPITALISMA global). Walhal dalam masa yang sama Islam dan umat Islam juga memiliki potensi ideologi yang jika semua potensi ini disatukan akan mampu mengubur sistem KAPITALISMA global.

Di samping itu, keluarga Muslim saat ini masih berfungsi sebagai benteng pertahanan terakhir, yang menjaga sisa-sisa hukum Islam terkait keluarga dan individu, setelah hukum-hukum Islam lainnya menyangkut aspek sosial dan kenegaraan berhasil mereka hancurkan. Terpeliharanya sisa-sisa hukum-hukum Islam oleh keluarga-keluarga Muslim ini pun masih menyimpan potensi besar dalam melahirkan generasi-generasi pejuang yang menjadi harapan umat di masa depan. Inilah yang mereka takutkan. Dari keluarga-keluarga Muslim ini akan lahir sosok Muslim yang siap menghancurkan dominasi mereka atas dunia.

Itulah mengapa mereka berupaya dengan sungguh-sungguh menghancurkan keluarga Muslim dengan berbagai cara. Di antaranya dengan menjauhkan para Muslimah dari cita-cita menjadi ibu atau dari penyempurnaan peranan ibu. Secara sistemik, diciptakanlah kemiskinan struktural melalui penerapan sistem ekonomi kapitalis yang memaksa para ibu bekerja untuk menutupi keperluan keluarga dan kerananya peranan insan yang bergelar ibu tidak bisa dioptimalkan.

Selain itu, mereka meracuni benak para Muslimah dengan berbagai pemikiran yang merosak, semisal idea keadilan dan kesetaraan gender serta kebebasan. Akibatnya, para Muslimah lebih tertarik beraktiviti di ranah publik (luar rumah) dan malah merasa rendah diri jika sekadar berperanan sebagai ibu rumah tangga. Natijahnya, lahirlah generasi tanpa bimbingan dan pengasuhan optimal para ibu.

Apa yang menjadi tujuan semua konspirasi Barat kafir sesungguhnya sangat jelas, iaini merosak identiti keislaman kaum Muslim, menghapus radikalisma ideologi mereka dan melemahkan daya juang umat Islam. Dengan cara ini, target besar mereka akan terwujud, iaini menghambat gerakan mengembalikan Khilafah Islamiyah yang memang sudah menggejala di seluruh dunia. Apalagi sebagaimana prediksi RAND Corporation (lembaga intelegen AS), ada kemungkinan pada tahun 2020 peta politik global disemarakkan dengan bangkitnya Kekhilafahan baru. Kerananya, AS sebagai motor juga ibu kepada KAPITALISMA global sejagat berusaha sedaya upaya memperkecil kemungkinan tersebut dengan berbagai cara.

Apa yang Harus Dilakukan?

Jelas, upaya liberalisasi berlangsung sangat sistematis; melibatkan berbagai pihak, mulai dari pihak negara-negara kapitalis sebagai konspiratornya, para kapitalis sebagai penyandang dananya, serta liberal/gender dan pemerintah bertindak sebagai CEO-nya. Karena itu, upaya strategi yang harus dilakukan untuk menghadapi berbagai konspirasi asing dalam penghancuran keluarga Muslim adalah mengajak umat untuk bersegera meninggalkan sistem liberal sekular ini, dengan cara melakukan pencerdasan umat dengan Islam kâffah. Targetnya adalah agar tercipta profil Muslim dan Muslimah mantap yang siap berjuang melakukan perubahan sistem menuju tegaknya syariah Allah SWT dalam naungan Khilafah. Lebih khusus lagi, agar kaum Muslimah menyadari betapa besar investasi yang disiapkan jika mampu secara maksimal menjalankan fungsi utamanya sebagai “umm[un] wa rabbah al-bayt” (ibu dan manajer rumah tangga). Fungsi utama ini akan menjadi hulu bagi lahirnya generasi utama yang akan menggoncang sekaligus meruntuhkan dominasi kafir Barat dengan peradaban sampahnya. Itulah yang dinyatakan TANGAN YANG MENGHAYUN BUAYAN BISA MENGGEGARKAN DUNIA. Ingatlah firman Allah SWT:

]قُلْ يَا قَوْمِ اعْمَلُوا عَلَى مَكَانَتِكُمْ إِنِّي عَامِلٌ فَسَوْفَ تَعْلَمُونَ مَنْ تَكُونُ لَهُ عَاقِبَةُ الدَّارِ إِنَّهُ لا يُفْلِحُ الظَّالِمُونَ[

Katakanlah, "Hai kaumku, berbuatlah sepenuh kemampuanmu, sesungguhnya aku pun berbuat. Kelak kamu akan mengetahui, siapakah (di antara kita) yang akan memperoleh hasil yang baik dari dunia ini. Sesungguhnya orang yang zalim itu tidak akan mendapat keberuntungan. " (QS al-An’am [6]: 135).

Sesungguhnya kewajiban memperjuangkan Islam adalah konsekuensi keimanan kita kepada Allah SWT. Kita semua tak akan bisa menghindar dari misi mulia ini, kecuali jika kita siap menghadap-Nya kelak di Mizan tanpa hujjah. Semoga kita semua termasuk yang bisa kembali ke haribaan-Nya dengan membawa hujjah yang nyata dan saksi-saksi bukti-bukti yang jelas. Dengan begitu, di akhirat nanti, kita layak bersanding dengan Rasulullah saw. tercinta dan barisan para pejuang radhiyallâhu ‘anhum. Insya’allah. Yang merupakan cita-cita bagi orang-orang beriman.

Wallâhu a’lam Bi ash-shawab

Sumber dari: Nasyrah Al-Islam
Penyunting: Prince Al-Ayubbi

ADMIN GASIM

“CATALYST THE FIKROH UNITES THE MUSLIM UMMAH”

No comments:

Post a Comment